5.30.2004

Part III: Kirana & Matt

~part two...

Ames, akhir Fall 2004


“Kirana, aku punya ide gila. Ayo kita Campanile tower tengah malam ini.” Ajak Matt suatu sore ketika mereka usai kelas.

“Campanile tower? Tengah malam? Kamu udah gila ya? Dingin-dingin begini kita ngapain di Campanile?” sergah Kirana.

“Nanti malam di Campanile ada acara Mass Campaniling. Mau kan?”

“Apaan sih Mass Campaniling?”

“Ada deh. Datang ya. Aku jemput jam setengah dua belas?”

Tanpa pikir panjang Kirana mengiyakan. Dan tepat jam setengah dua belas Matt menjemput. Dan mereka pergi ke Campanile Tower, tugu jam lambang Iowa State Uni di tengah-tengah kampus.

Di sana ia bertemu Stella dan Carlos, pacarnya. Juga Anne dan Patrick. Ashley dan Josh. Dan puluhan pasangan lain. Acara apa ini?

“Matt, ini acara apa? Kenapa yang datang pasangan semua? Memangnya Mass Campaniling itu apa?” Tanyanya pada Matt yang malam itu tampak tampan dalam balutan sweater birunya. Udara musim gugur di malam itu agak dingin dan ia sedikit menggigil. Aku pasti sudah gila, pikir Kirana, tengah malam begini, dingin pula, aku seharusnya sudah hangat meringkuk di bawah selimut.

“Sudahlah, kamu lihat saja dan nanti ikuti saja acaranya.”

“Tapi...”

“Eh, sudah ya, acaranya udah hampir mulai. Pokoknya kamu ikuti saja aku nanti. Jangan jauh-jauh.” Potong Matt.

Tiba-tiba bel Campanile mengumandangkan nada “Just the Way You are”, menandakan tengah malam telah tiba. Kirana celingukan bingung, melihat semua pasangan serempak berciuman. Dan Matt merengkuhnya dalam pelukan, membawanya dalam kecupan, dan ia tak mampu berkata-kata, tak kuasa menolak...

Ketika bel berhenti berdentang keduabelas kalinya, Matt melepaskan pelukannya. Kirana masih setengah tersadar. Inikah Mass Campaniling? Ia merasakan bahagia luar biasa. Matt, menciumnya? Di depan umum begini? Apakah lelaki itu punya perasaan lebih buatnya? Apakah mimpi-mimpinya tentang lelaki ini jadi nyata?

Entah dari mana datangnya, rasa bersalah menyusupi hatinya. Dito. Astaga, apa yang telah kuperbuat, pikirnya. Dito tunangannya, tak semestinya ia membiarkan Matt memeluknya, mengecupnya. Namun ia tak kuasa menolak, karena dalam hati kecilnya ia tahu, Matt telah merenggut segala kesadarannya, meracuni dirinya dengan perasaan cinta...

Ames, awal Summer 2007

“Kirana? Are you still there? Melamunkan Matt ya?” Suara Stella di seberang sana menggodanya.

“Enggak, enggak kok.” Bantahnya.

“Sudahlah, apa lagi yang kamu tunggu. Kamu kan single, fun fearless female. Mungkin ini sudah jalannya, kamu harus ketemu Matt lagi.”

“Tapi, Stella, kamu kan tahu apa yang terjadi pas wisuda dulu.”

“Ah, cerita basi! Aku tahu waktu itu kamu nggak mungkin menerima dia karena ada Dito. Tapi sekarang ceritanya kan sudah lain. Kamu sudah bukan tunangan Dito lagi. Lagi pula, usia kamu sekarang sudah berapa, sudah saatnya kan?”

“Aku belum mikir married. Masih mau selesaikan PhD, masih mau penelitian ini itu.”

“Alah, mau tunggu apa lagi. Jangan kalah dong sama aku dan Carlos yang sudah berbuntut dua begini. C’mon, Girl, sudah saatnya ini. Kapan dong aku bisa jadi bridemaid di pesta pernikahanmu?”

“Ya tapi aku kan nggak tahu gimana status Matt sekarang. Siapa tahu dia juga sudah punya istri..”

“Nah, kalau itu aku tahu. Dia juga masih single.” Potong Stella.

“Oh well, tapi dia pasti masih sakit hati...”

“Alah, sakit hati apa? Kalau sakit hati dia pasti juga nggak semangat begini ikut konferensi.”

“Siapa tahu dia ikut konferensi karena topiknya nyambung sama minat dia. Itu sama sekali nggak ada hubungannya sama kehadiranku di sini.”

“Well, siapa tahu? Kita lihat saja besok. By the way, aku sudah book tempat di Hickory Park malam besok untuk pesta reuni kecil-kecilan. Kamu harus datang soalnya teman-teman sekelas kita dulu juga bakal di sana. Jangan sampai nggak datang. And no excuse! Kita ketemu besok ya, Kirana, jam delapan pagi di ruang konferensi.” Kata Stella mengakhiri pembicaraan telpon mereka.

Kirana masih tak percaya...

~bersambung...

2 comments:

Anonymous said...

Bu Nenny, akhir ceritanya gmn?

Anonymous said...

Bu Nenny, akhir ceritanya gmn?